Kamis, 22 November 2012

PUASA SUNNAH DALAM SATU TAHUN


Dalam agama islam kita mengenal puasa dua macam yaitu puasa bulan romadhan dan puasa sunnah, artikel kali ini menulis tentang  puasa sunnah dalam satu tahun , yuk kita baca puasa sunnah apa sajakah ? itu.  

1. Puasa Senin Kamis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya).
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ibnu Majah no. 1739. Shahih)

2. Puasa Tiga Hari Setiap Bulan Hijriyah
Dianjurkan berpuasa tiga hari setiap bulannya, pada hari apa saja. Mu’adzah bertanya pada ‘Aisyah, “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (HR. Tirmidzi no. 763 dan Ibnu Majah no. 1709. Shahih)
Namun, hari yang utama untuk berpuasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biid.[2] Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2345. Hasan). Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda padanya, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2424. Hasan)

3. Puasa Daud
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari no. 3420 dan Muslim no. 1159)
Cara melakukan puasa Daud adalah sehari berpuasa dan sehari tidak. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullahmengatakan, “Puasa Daud sebaiknya hanya dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak merasa sulit ketika melakukannya. Jangan sampai ia melakukan puasa ini sampai membuatnya meninggalkan amalan yang disyari’atkan lainnya. Begitu pula jangan sampai puasa ini membuatnya terhalangi untuk belajar ilmu agama. Karena ingat, di samping puasa ini masih ada ibadah lainnya yang mesti dilakukan. Jika banyak melakukan puasa malah membuat jadi lemas, maka sudah sepantasnya tidak memperbanyak puasa. … Wallahul Muwaffiq.”[3]
4. Puasa di Bulan Sya’ban
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156). Yang dimaksud di sini adalah berpuasa pada mayoritas harinya (bukan seluruh harinya[4]) sebagaimana diterangkan oleh Az Zain ibnul Munir.[5] Para ulama berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib.[6]

5. Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)

6. Puasa di Awal Dzulhijah
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968. Shahih). Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan sholih lainnya.[7] Di antara amalan yang dianjurkan di awal Dzulhijah adalah amalan puasa.
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya[8], …” (HR. Abu Daud no. 2437. Shahih).

7. Puasa ‘Arofah
Puasa ‘Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162). Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa ‘Arofah. Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata,  “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan minuman susu, beliau pun meminumnya.” (HR. Tirmidzi no. 750. Hasan shahih).

8. Puasa ‘Asyura
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163). An Nawawi -rahimahullah- menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.”[9]
Keutamaan puasa ‘Asyura sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Qotadah di atas. Puasa ‘Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertekad  di akhir umurnya untuk melaksanakan puasa ‘Asyura tidak bersendirian, namun diikutsertakan dengan puasa pada hari sebelumnya (9 Muharram). Tujuannya adalah untuk menyelisihi puasa ‘Asyura yang dilakukan oleh Ahlul Kitab.
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan, “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallamsudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).

Ketentuan dalam Melakukan Puasa Sunnah   
Pertama: Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berbeda dengan puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Pada suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemuiku dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” Kami menjawab, “Tidak ada.” Beliau berkata, “Kalau begitu, saya akan berpuasa.” Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, “Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kura, samin dan keju).” Maka beliau pun berkata, “Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi tadi aku berpuasa.” (HR. Muslim no. 1154). An Nawawi memberi judul dalam Shahih Muslim, “Bab: Bolehnya melakukan puasa sunnah dengan niat di siang hari sebelum waktu zawal (bergesernya matahari ke barat) dan bolehnya membatalkan puasa sunnah meskipun tanpa udzur. ”
Kedua: Boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah. Dalilnya adalah hadits ‘Aisyah diatas. Puasa sunnah merupakan pilihan bagi seseorang ketika ia ingin memulainya, begitu pula ketika ia ingin meneruskan puasanya. Inilah pendapat dari sekelompok sahabat, pendapat Imam Ahmad, Ishaq, dan selainnya. Akan tetapi mereka semua, termasuk juga Imam Asy Syafi’i bersepakat bahwa disunnahkan untuk tetap menyempurnakan puasa tersebut.[10]
Ketiga: Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seizin suaminya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada kecuali dengan seizinnya.” (HR. Bukhari no. 5192 dan Muslim no. 1026)
An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah puasa sunnah yang tidak terikat dengan waktu tertentu. Larangan yang dimaksudkan dalam hadits di atas adalah larangan haram, sebagaimana ditegaskan oleh para ulama Syafi’iyah. Sebab pengharaman tersebut karena suami memiliki hak untuk bersenang-senang dengan istrinya setiap harinya. Hak suami ini wajib ditunaikan dengan segera oleh istri. Dan tidak bisa hak tersebut terhalang dipenuhi gara-gara si istri melakukan puasa sunnah atau puasa wajib yang sebenarnya bisa diakhirkan.”[11] Beliau rahimahullah menjelaskan pula, “Adapun jika si suami bersafar, maka si istri boleh berpuasa. Karena ketika suami tidak ada di sisi istri, ia tidak mungkin bisa bersenang-senang dengannya.”[12]
Semoga Allah beri taufik untuk beramal sholih. [Muhammad Abduh Tuasikal]Source: http://buletin.muslim.or.id/fiqih/puasa-sunnah-dalam-setahun
 Selamat membaca semoga artikel ini menambah pengetahuan kita tentang puasa sunnah.

Jumat, 16 November 2012

AMALAN-AMALAN YANG DILAKSANAKAN PADA 10 MUHARRAM

Amalan-amalan yang dianjurkan seperti yang tertulis dibawah menurut saya baik untuk dilaksanakan hanya mengharaf ridho-Nya semata , anjuran-anjurannya masih dibawah koridor syariat islam, menurut saya kalau kita melaksanakan anjuran tersebut bukankah? kita termasuk orang yang dikasihi Allah, dikehendaki untuk mengerjakan amalan tersebut berarti kita mendapat hidayah-Nya, Alhamdulillah terimakasih ya Rob!. Jadikanlah  perbedaan-perbedaan dikalangan muslim sesuatu yang indah untuk  saling merekatkan guna mencari solusi yang terbaik untuk kejayaan  agama Islam bukan saling gontok-gontokan menggunakan fisik sehingga menambah titel Islam suka kekerasan  bukankah Islam adalah Rahmatan lil'alamin..........ayo kita berlomba-lomba menggapai ridho-Nya. 

     Amalan pada malam hari 10 muharram

        1. shalat empat rakaat pada akhir malam Asyura 
            rakaat pertama membaca Alfatihah lalu,
            ayat kursi,  surah al- Ikhlash, al-Falaq  
       dan an-Nas masing-masing 10 kali.
       Setelah shalat,   dianjurkan
       membaca surah al-Ikhlash 1000 kali.
2       2.Melakukan sholat empat rakaat
           (dua kali shalat). Rakaat pertama dan  
           kedua membaca Al-Fatihah
           lalu membaca surah al-Ikhlas 50 kali. 
           Shalat ini dikenal dengan Shalat Imam Ali.
     3)   Melakukan shalat 100 rakaat. 
           Pada setiap rakaat membaca al-Fatihah, 
           membaca surah al-Ikhlas tiga kali. 
           Sesudah itu dianjurkan membaca 
          “Subhanallah wal-hamdulillah wa lailaha illallah 
            wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa 
            billahil-aliyyil-adhim” 70 kali. (Mafatih al-Jinan).

 Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram antara lain Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan.   Beberapa Keutamaan dan Amalan Hari ‘Asyura ( 10 Muharram )
أَنَّهُ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْهُ فَقاَلَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ اْلماَضِيَةَ …
Bahwa Nabi Muhammad Saw ditanya tentang ‘Asyura’ , beliau menjawab ‘Asyura’ dapat melebur dosa-dosa yang telah lewat….
Diceritakan bahwa nabi Nuh as ketika kapalnya bersandar pada tanggal 10 Muharram, beliau berkata pada semua orang yang bersamanya ” Kumpulkanlah apapun yang tersisa dari perbekalan kalian ” kemudian ada yang membawa segenggam kacang, beras, gandum, biji
 ‘adas dll kemudian Nabi Nuh as berkata ” masaklah semuanya, kalian telah bergembira dengan keselamatan yang diperoleh ” maka dari itu para muslimin mengambil biji-bijian untuk dimasak dan pada hari itu adalah hari pertama memasak di bumi setelah terjadi banjir bandang yang menjadi adat bagi umat islam setiap datangnya bulan muharram tepatnya tanggal 10 muharram atau disebut‘Asyura’ . ( Nihayatut Zain juz 1 Hal. 196 )

Menurut Sebagian Ulama’ , ada 12 amalan yang dilaksanakan pada hari tanggal 10 muharram ( ‘Asyura ) diantaranya :
1.                  Sholat Tasbih
2.                  Puasa
3.                  Bersedekah

4.                  Memberikan kemudahan / kelonggaran pada keluarga
5.                  Mandi  ( seperti mandi besar )
6.                  Berziarah kepada orang ‘alim 
            yang sholeh
7.                  Mnejenguk orang sakit
8.                  Mengusap kepala anak yatim         
9.                  Memakai celak
10.              Memotong kuku
11.              Membaca surat Al Ikhlas 1000 kali
12.              Silaturrahim
13.       Membaca doa dibawah ini


Bahkan Imam Ibnu Hajar Al ‘Askilani dalam syarah Buchori mengatakan beberapa kalimat, barang siapa
yang mengucapkannya pada hari tanggal 10 Muharram ( ‘Asyura ) maka hatinya tidak akan mati. Adapun do’anya adalah sebagai berikut :
بسم الله الرحمن الرحيم
سُبْحاَنَ اللهِ مِلْءَ اْلمِيْزاَنِ وَمُنْتَهَى اْلعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضاَ وَزِنَةَ اْلعَرْشِ , وَاْلحَمْدُ ِللهِ مِلْءَ اْلمِيْزاَنِ وَمُنْتَهَى اْلعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضاَ وَزِنَةَ اْلعَرْشِ , وَالله ُأَكْبَرُ مِلْءَ اْلمِيْزاَنِ وَمُنْتَهَى اْلعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضاَ وَزِنَةَ اْلعَرْشِ  , لاَمَلْجَأَ وَلاَ مَنْجاَ مِنَ اللهِ اِلاَّ اِلَيْهِ , سُبْحاَنَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِماَتِ اللهِِ التاَّماَّتِ كُلِّهاَ , وَاْلحَمْدُ ِللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِماَتِ اللهِ التاَّماَّتِ كُلِّهاَ , وَالله ُأَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِماَتِ اللهِ التاَّماَّتِ كُلِّهاَ , أَسْأَلُكَ السَّلاَمَةَ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ باِللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ , وَصَلىَّ الله ُعَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعاَلَمِ  x 3                                            
14. Dan Sayyid ‘Ali Al Ajhuri juga telah mengutip bahwa barangsiapa yang membaca pada 10 Muharram ( ‘Asyura’ ) kalimat حَسْبِيَ الله وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلىَ وَنِعْمَ النَّصِيْرُ dibaca 70 x  maka Allah akan mencegah segala kejelekan yang terjadi pada orang tersebut pada tahun itu. (
Nihayatut Zain juz 1 Hal. 196 atau meninggal pada waktu itu.bila sudah sampai waktunya maka  tidakakan  terbaca doa ini  ( cahaya Ridho )


     Apabila memang amal dan fadhilah tersebut tidak
     mempunyai dasar yang   kuat (kecuali berpuasa) 
     sebagian besar ulama menganjurkan 
     sebagai bagian  dari fadhailul a’mal . 
     penambah keutamaan beribadah. 
     Maka, terlepas dari kontroversi 
     mengenai kekuatan hukumnya, pengamalan 
     anjuran2 tersebut dikembalikan pada
      ketetapan hati pembaca semuanya



                       PERISTIWA  YANG TERJADI  PADA  10 MUHARAM



Hari  sabtu  telah memasuki hari ketiga bulan Muharram tahun 1434 Hijriah.  seakan tidak terasa , berjalan dengan sangat pesat,  hari berganti hari, pekan 

berganti bulan, bulan berganti tahun,tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. sepekan lagi kita menjelang 10 muharram,   banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi pada 10 muharram. peristiwa besar yang terjadi adalah :
1.    Hari pertama Allah S.A.W menciptakan alam
2.    Hari pertama Allah S.A.W menurunkan rahmat
3.    Hari pertama Allah S.a.W menurunkan hujan
4.    Allah S.A.W  menjadikan Arasy
5.    Allah S.A.W  menjadikan Luh Mahfuz 
6.    Allah S.A.W menciptakan  Nabi  Adam A.S
7.    Allah S.A.W  menciptakan Malaikat Jibril
8.    Diampuni dosa Nabi Adam A.S karena melanggar 
       larangan Allah S.A.W
9.    Nabi Idris A.S diangkat derajatnya oleh Allah dan dibawa  
       kelangit oleh malaikat Izrail
10.  Nabi Nuh A.S dan pengikutnya diselamatkan dari banjir
11.  Nabi Ibrahim A.S dilahirkan 
12.  Nabi Ibrahim  diselamatkan dari buruan raja Nambrut
13.  Nabi Yusuf A.S dibebaskan dari penjara setelah 
       meringkuk selama 7 tahun
14.  Nabi Yakub A.S sembuh dari buta setelah anaknya Nabi yusuf A.S pulang
15.  Nabi Ayub A.S disembuhka dari sakitnya
16.  Nabi Musa A.S diselamatkan dari kejaran Raja Fir'aun dengan 
       terbelahnya  laut merah
17.  Diturunkannya kitab taurat kepada Nabi Musa A.S
18.  Nabi Yunus A.S selamat keluar dari perut ikan paus 
       setelah berada  selama 40 hari 
19.  Nabi Daud A.S diampuni kesalahanya
20.  Nabi Sulaiman A.S dikurniai Allah kerajaan yg besar
21.  Nabi Isa A.S diangkat kesurga ketika diburu tentara romawi untuk disalib
22.  Cucu Nabi Muhammad  Saidina Hussein syahid dibunuh diKarbala oleh   
       kaum syiah kufah kemudian memfitnah khafilah yazid ra dari bani umayah  
       telah membunuh Saidina Hussein.Dan kaum syiah dalam menyambut hari 
       asyura dengan " Pesta menyakiti diri - merobeki baju, memukuli dada dan   
       menariki rambut. ketika kita sedih ditinggal wafat seseorang yg disayangi 
       Nabi melarang kita untuk menangis histeris sambil berteriak-teriak, apalagi 
       sambil memukul diri dan merobek baju.